Rabu, 29 Juli 2009

puisi berjudul panas

Puisi karya:Arif hidayat
Kelas :VIII 3 SMP IT INSAN HARAPAN
Berjudul : panas
   
  Panas
  Panas
  Panas bagaikan api yang membara
  Bisa juga diumpamakan
  Bagaikan api unggun yang dinyalakan di waktu siang
  Musim yang sering berganti
  Menyebab kan panas di siang hari 
  Membuat teh membuat kopi hangat
  Semua menjadi terasa panas 
  Panas engkau sering menghampiriku setiap hari 
  Bagaikan air yang kita minum sehari-hari 
  Engkau juga banyak membawakan manfaat
  Aku merasa panas seperti gunung yang mengeluarkan laharnya 
  Panas enkau selalu menyambutku 
  Di waktu sedih gembira maupun senang 
  Kau selalu menghampiriku
  Kau telah menyenangkan ku setiap hari
  Dan semua itu takkan pernah kulupakan sedikitpun

Jumat, 10 Juli 2009

cara remaja menghadapi Hiv/Aids

Cara REMAJA MENGHADAPI HIV/AIDS 

Dewasa ini, orang ramai membicarakan HIV dan AIDS. Namun banyak di antara mereka yang belum mengetahui apakah sebenarnya HIV/AIDS itu sendiri. Sebagai remaja intelek, sudah seharusnya kita mengetahui apakah sebenarnya HIV/AIDS itu? Bagaimana cara mencegahnya serta bagaimana cara memperlakukan seorang penderita HIV/AIDS.
AIDS yang merupakan singkatan dari Accuirred Immune Deficiency Sindrome adalah suatu sindrom “serbuan” penyakit-penyakit terhadap tubuh akibat menurunnya sistem kekebalan. AIDS disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus).
HIV dapat menular dari satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat reproduksi, kontak darah (misalnya transfusi darah, kontak luka, dll.), penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan kehamilan. Penularan melalui produk darah secara teori dapat saja terjadi, namun pada kenyataannya prosentasenya sangat kecil.
Setelah seseorang terinfeksi HIV, HIV akan bersembunyi di dalam sel darah putih, terutama sel-sel limfosit T4. Selama terinfeksi, sel limfosit T4 menjadi wahana perkembangbiakan HIV. Fase ini disebut Stadium Inkubasi. Pada fase ini orang tersebut tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV semakin banyak dan semakin menggerogoti kekebalan tubuhnya. Fase ini berlangsung selama lebih kurang lima sampai sepuluh tahun. Jika dilakukan tes antibodi untuk mengetahui keberadaan HIV, hasilnya akan negatif tapi ia sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Fase berikutnya adalah Periode Jendela (Window Period). Pada fase ini jika dilakukan tes antibodi, hasilnya sudah menunjukkan positif. Hal ini berarti di dalam tubuh sudah terdapat zat anti yang dapat melawan HIV. Adanya zat anti ini bukan berarti tubuh dapat melawan infeksi HIV tetapi hal ini menunjukkan bahwa di dalam tubuh terdapat HIV. Fase ini berlangsung selama satu sampai enam bulan. Pada fase ini penderita akan mengalami sindrome retroviral akut berupa demam, pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau ginjal, nyeri otot, nyeri tenggorokan, dan sebagainya seperti pada infeksi virus lain.
Selanjutnya penderita akan memasuki masa tanpa gejala (asimptomatik). Masa ini berarti di dalam tubuh terdapat HIV namun penderita tidak menunjukkan gejala apapun. Setelah masa ini penderita akan mengalami pembesaran kelenjar getah bening secara menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenophaty). Pembengkakan ini tidak hanya terjadi di satu tempat melainkan di beberapa tempat dan berlangsung selama lebih dari satu bulan.
Setelah melewati fase-fase tersebut, penderita akan memasuki fase Full Blown. Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem immune penderita dan penderita dapat dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala utamanya antara lain demam berkepanjangan, penurunsan berat badan lebih dari 10 % dalam kurun waktu tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara berulang-ulang maupun terus menerus. Gejala minornya yaitu batuk kronis selama lebih dari satu bulan, munculnya Herpes zoster secara berulang-ulang, infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh Candida albicans, bercak-bercak gatal di seluruh tubuh, serta serta pembengkakan kelenjar getah bening secara menetap di seluruh tubuh. 
Akibat rusaknya sistem kekebalan, penderita menjadi mudah terserang penyakit-penyakit yang disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa menyerang orang normal seperti flu, diare, gatal-gatal, dll. Bisa menjadi penyakit yang mematikan di tubuh seorang penderita AIDS. 
Untuk memastikan seseorang terinfeksi HIV atau tidak, orang tersebut harus melakukan tes darah dengan cara ELISA (Enzym Linked immuno Sorbant Assay) sebanyak dua kali. Bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara Western Blot dan Immunofluoresensi.
Pada kenyataannya, tidaklah mudah mengajak seseorang untuk melakukan tes HIV. Untuk itulah dilakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT).
VCT atau Voluntary Conseling and testing adalah kegiatan konseling atau pengarahan yang diberikan oleh seorang konselor kepada seseorang yang akan melakukan tes HIV dan meyakinkannya sebelum ia melakukan tes HIV,atau untuk mengetahui sejauh mana seseorang beresiko tertular HIV. Konseling ini juga dapat diberikan kepada orang yang ingin mengtahui informasi mengenai HIV dan AIDS secara lebih mendalam. Selain itu, konseling ini bertujuan menyiapakan mental orang yang akan melkukan tes HIV apabila hasil tesnya positif. Konseling ini bersifat rahasia dan dilakukan di sebuah ruangan terututp yang di dalamnya hanya terdapat konselor dan kliennya.